Definisi Routing Static
1. Pengertian Routing Static
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya.
Source : http://www.lonestar.edu/Computer-Networking-AAS-cisco.htm
Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut
sebagai router. Router- router tersebut akan menerima
paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan
meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada
tujuannya. Routing static adalah jenis routing yang dilakukan
admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang
dituju secara manual. Routing staticjuga dapat dikatakan
sebagai suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing
table (tabel routing) dengan konfigurasi manual. Static
router (yang menggunakan solusi static route) haruslah
dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak
melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis
dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi
sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan
di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator
jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default
route atau default gateway agar cocok dengan IP
address dari interface local router, di mana router
memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan
untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari
perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router.
Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada
pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan
langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up
and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan
menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus
meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung
kepadanya. Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang
administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika
terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena
itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang
berskala kecil.
2. Cara Kerja Static Routing
Fungsi utama Router adalah merutekan paket
(informasi). Sebuah Router memiliki kemampuan Routing, artinya Router secara
cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi (paket) akan
dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah berada
di network yang berbeda.
Jika paket-paket ditujukan untuk host pada
network lain maka router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya,
jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka router akan
menghalangi paket-paket keluar.
Cara kerja static routing dapat
dibagi menjadi 3 bagian:
1. Administrator
jaringan yang mengkonfigurasi router.
2. Router
melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
3. Routing static digunakan
untuk melewatkan paket data.
3. Kelebihan Static Routing
- Tingkat keamanan lebih baik
Kelebihan pertama adalah tingkat keamanan dari static routing dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan dynamic routing. Hal ini disebabkan karena router tidak dimungkinkan untuk berkomunikasi dengan router lainnya, sehingga dapat meminimalisir terjadinya hacking ataupun peretasan pada sebuah jaringan melalui router.
- Proses routing diawasi dengan mudah
Proses pengawasan pada router pun akan menjadi lebih mudah, karena setiap administrator ataupun operator sudah memahami jalur-jalur mana saja yang harus dilewati dalam proses routing. Jadi ketika terjadi suatu masalah, administrator dan juga operator hanya tinggal melihat tabel routing dan memperbaiki kesalahan yang muncul.
- Manajemen penghalaan dilakukan dengan mudah
Proses manajemen routing pun juga akan menjadi lebih mudah. Administrator hanya tinggal memberikan perintah pada tabel routing (baca juga: fungsi table routing), jalur mana yang akan dilewati, dan dapat juga melakukan penutupan jalus routing secara manual apabila diperlukan, sehingga akan menjadi lebih efisien dalam proses penghalaan.
- Apabila terjadi kesalahan routing bisa terdeteksi mudah
Administrator dan juga operator juga nantinya dapat mendeteksi dan juga menganalisa kesalahan apa saja yang terjadi pada saat proses routing sedang berlangsung. Namun jika kesalahan ada pada hardware komputer, maka akan membuat routing dan koneksi internet menjadi terputus yang menyebabkan komputer menjadi hang.
4. Kelemahan Static Routing
- Membutuhkan administrator dan operator yang paham akan jaringan
Kelemahan dari static routing yang pertama berasal dari SDM, alias mereka yang mengoperasikan router tersebut. Setiap administrator dan juga operator harus paham betul mengenai prinsip routing dan juga proses manajemen pada tabel routing, agar proses routing dapat berjalan dengan lancar dan tak terjadi kesalahan rute pengiriman.
- Sulit diterapkan pada jaringan berskala besar
Dengan keterbatasan pada kemampuan sumber daya manusia, maka static routing sangat tidak cocok untuk diterapkan dalam jaringan yang berskala besar. Hal ini akan sangat merepotkan kerja dari administrator ataupun operator, dan sangat tidak efektif untuk digunakan.
- Proses edit data pada table routing harus dilakukan secara manual
Apabila sistem harus menutup ataupun membuka sebuah rute pada proses routing, maka sebelumnya harus dilakukan pengeditan dan pembaruan terlebih dahulu pada tabel routing secara manual. Hal ini akan menyulitkan operator, dan juga dapat mengurangi efisiensi waktu dari proses routing yang akan berlangsung.
Konfigurasi Routing Static
di Cisco Packet Tracker
1. Pertama silahkan sobat buat topologi seperti contoh gambar dibawah ini.
Gambar 1.0 Topologi |
Keterangan :
- Untuk menghubungkan dari Router ke Router menggunakan ethernet Serial dan menggunakan kabel Serial DCE.
- Dari Router ke Switch menggunakan kabel Straight.
- Dari Switch ke PC menggunakan kabel Straight
2. Klik pada Router0, klik pada CLI, lalu konfigurasi seperti berikut ini :
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se0/0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config-if)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1
255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
3. Selanjutnya konfigurasi pada Router1, klik pada Router1 dan pilih CLI, berikut konfigurasinya :
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se0/0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
4. Sekarang tinggal konfigurasi Routing Static.
Klik Pada Router0, pilih CLI, berikut konfigurasinya :
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.1.2
5. Selanjutnya di Router1.
Klik Pada Router1, pilih CLI, berikut konfigurasinya :
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.1
6. Kemudian konfigurasi pada setiap PC dengan ip address seperti pada tabel diatas tadi. Caranya klik pada PC, pilih Desktop, pilih IP Configuration.
PC0 :
Ip Address = 192.168.2.2
Netmask = 255.255.255.0
Gateway = 192.168.2.1
PC1 :
Ip Address = 192.168.2.3
Netmask = 255.255.255.0
Gateway = 192.168.2.1
PC2 :
Ip Address = 192.168.3.2
Netmask = 255.255.255.0
Gateway = 192.168.3.1
PC3 :
Ip Address = 192.168.3.3
Netmask = 255.255.255.0
Gateway = 192.168.3.1
Lakukan pengecekan dari setiap PC ke PC lainnya dengan perintah PING.
Caranya masuk ke PC, klik Command Prompt.
7. Contoh : Ping dari PC0 ke PC 3 (192.168.3.3)
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih Sudah mampir ke Blog saya.